IMM Wajo Gelar Dialog Keperempuanan di Hari Ibu
Dialog Keperempuanan oleh IMM Wajo |
WAJO, JBN Indonesia - Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Wajo menggelar Dialog Keperempuanan pada hari Jum'at 22 Desember 2023. Kegiatan yang mengangkat tema Perempuan Berdaya, Negara Kuat ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai kampus yang ada di Kabupaten Wajo.
Dialog tersebut diawali dengan pidato pembuka oleh Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Wajo, Umirahayusari. Ia menjelaskan tujuan diadakannya dialog tersebut.
"Adapun tujuan kegiatan ini yaitu untuk memberikan motivasi dan inspirasi kepada perempuan-perempuan yang ada di Kabupaten Wajo untuk terus berdaya dan berkontribusi dari berbagai dimensi kehidupan," jelasnya.
Selain itu Ia juga mengapresiasi kepada semua pihak yang terlibat atas terlaksananya kegiatan tersebut.
Narasumber yang dihadirkan pada dialog itu merupakan tokoh perempuan yang ahli di bidangnya masing-masing.
"Dalam dunia pangan kini bukan hanya laki-laki saja yang bisa menjadi eksekutor akan tetapi perempuan juga bisa dan bahkan mampu berperan penting dalam ketahanan pangan daerah," ungkap Ibu Dr. Haerunnisa, S.Pi. M.Si selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Puangrimaggalatung Sengkang.
Senada dengan Haerunnisa, Dr. Arisa, M. Pd selaku Dekan Bahasa Indonesia Universitas Puangrimaggalatung Sengkang mengatakan bahwa perempuan wajib berpendidikan sehingga bisa berdaya di segala sektor baik dibidang politik, sosial, budaya, pangan dan sebagainya.
Setali tiga uang dengan dua pembicara lainnya Andi Yuliani Paris selaku anggota Komisi VII DPRD RI mengatakan bahwa harus ada perempuan dalam parlemen untuk memperjuangkan perempuan khususnya dalam penyusunan kebijakan mengenai perempuan.
Kegiatan ini diakhiri dengan closing statement dari Sekbid Seni Budaya dan Olahraga PC IMM Wajo, Andi Ummul Magfirah selaku moderator.
"Perempuan mampu mengubah kesulitan menjadi suatu kekuatan, yang mana kekuatan tersebut mampu menghadirkan kebahagiaan dan cinta. Tetap jadi perempuan yang konsisten dengan mimpinya, karena baik buruk suatu negara ditentukan oleh kualitas diri perempuan dinegara tersebut," tutupnya.
Perlu diketahui kegiatan ini bersamaan dengan peringatan hari ibu dan pergerakan perempuan yang dilakukan pada tahun 1928. Dimana pergerakan tersebut merupakan perjuangan perempuan untuk tidak lagi berkutat pada urusan domestik saja tetapi meluas dan beririsan dalam setiap dimensi kehidupan. (Noka)