PT Raja Muda Gemilang Siap Lakukan Investasi Baru, Genjot Kualitas Pasokan Sawdust di PLTU UP Paiton (Yuliono/Aksioma.co.id)

Aksioma.co.id, Probolinggo Jatim - Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan kualitas proses produksi, PT Raja Muda Gemilang meluncurkan penelitian teknis, legal, dan komersial yang komprehensif terkait dengan implementasi teknologi. Penggunaan conveyor system yang terintegrasi dengan mesin hammer mill sawdust akan mengoptimalkan proses pengolahan sawdust dan memastikan kualitas yang konsisten dalam pasokan kepada PLTU UP Paiton.

Tim Research and Development perusahaan sedang mengarahkan upayanya, untuk mengembangkan teknologi terintegrasi yang menggabungkan conveyor system dengan mesin hammer mill sawdust tersebut.

Direktur Utama PT Raja Muda Gemilang, Bapak Wahyu Andrian, mengatakan, komitmennya terhadap pengembangan teknologi terintegrasi ini sangat kuat. Senin (20/5/2024)

"Kami sedang dalam proses kajian teknis dan komersial yang intensif terkait penggunaan conveyor system yang terintegrasi dengan mesin hammer mill sawdust. Kami percaya bahwa dengan pendekatan ini, kami dapat meningkatkan kualitas pasokan sawdust kepada pelanggan kami," katanya

Wahyu juga menambahkan, bahwa PT Raja Muda Gemilang bertekad untuk menyelesaikan kajian ini dalam waktu dekat.

"Kami berharap bahwa dalam Semester 2 tahun ini, PT Raja Muda Gemilang akan siap untuk melakukan investasi baru guna meningkatkan kualitas pasokan sawdust kepada PLTU UP Paiton, Jawa Timur," tambahnya.

Dengan terus berinovasi dan berinvestasi dalam teknologi terbaru, PT Raja Muda Gemilang membuktikan komitmen kuatnya dalam memberikan kontribusi positif bagi industri pengolahan kayu serta pemenuhan kebutuhan energi di Indonesia. Sehingga implementasi teknologi terintegrasi ini akan membawa manfaat besar bagi semua pihak terkait. 

PT Raja Muda Gemilang merupakan perusahaan terkemuka dalam industri pasokan serbuk kayu sebagai bahan bakar, tengah memimpin inovasi dengan fokus pada peningkatan kualitas pasokan sawdust kepada PLTU UP Paiton, Jawa Timur. 

(Yuli/JBN)