Faisal Yunus dan HUT NasDem ke-14: Momentum Restorasi Politik Rakyat Bone Bolango
![]() |
| Ketua DPRD Bone Bolango, Faisal Yunus (Foto: beritanasional.id) |
Aksioma.co.id - HUT ke-14 Partai NasDem menjadi momentum penting untuk menilai sejauh mana semangat Gerakan Restorasi Indonesia benar-benar hidup dalam praktik politik. Di Bone Bolango, gagasan besar itu menemukan representasi konkret dalam diri Faisal Yunus, Ketua DPRD yang menafsirkan politik bukan sebagai panggung kekuasaan, tetapi sebagai ruang pelayanan publik. Dalam konteks lokal yang masih sarat politik elitis, Faisal tampil sebagai pengecualian: seorang wakil rakyat yang lebih memilih bekerja di lapangan daripada tampil di baliho.
Sebagai Ketua DPRD, peran Faisal Yunus menonjol dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat secara substantif. Ia mendorong kebijakan berbasis pemerataan pembangunan, memperkuat pengawasan anggaran daerah, dan menegaskan pentingnya transparansi dalam tata kelola publik. Keberpihakannya pada kepentingan rakyat kecil tidak berhenti pada wacana, tetapi diwujudkan melalui kerja politik yang sistematis. Di tangan Faisal, fungsi representasi bukan simbolik, melainkan fungsional — rakyat benar-benar merasa diwakili.
Keberhasilan Faisal membangun kepercayaan publik menjadi modal sosial yang jarang dimiliki politisi daerah. Ia membangun kedekatan bukan melalui populisme instan, tetapi melalui konsistensi dalam mendengar dan menindaklanjuti aspirasi. Kualitas ini menjadikannya figur yang menonjol di tengah stagnasi kepemimpinan lokal. Rakyat Bone Bolango mulai menilai bahwa politik yang dijalankan Faisal adalah bentuk nyata dari restorasi politik — upaya mengembalikan makna kekuasaan kepada rakyat.
Dalam konteks politik elektoral, legitimasi moral dan kredibilitas publik yang dimiliki Faisal merupakan aset besar. Peluangnya untuk diusung sebagai Calon Bupati Bone Bolango oleh Partai NasDem bukan hanya realistis, tetapi strategis. Ia merepresentasikan wajah NasDem yang bersih, bekerja, dan dekat dengan rakyat — nilai yang semakin dibutuhkan publik di tengah kejenuhan terhadap politik transaksional. Jika NasDem ingin meneguhkan identitasnya sebagai partai perubahan, mengusung Faisal Yunus berarti memindahkan semangat restorasi dari parlemen ke eksekutif.
Namun, peluang besar ini juga menguji komitmen NasDem sendiri terhadap idealismenya. Apakah partai berani menempatkan integritas di atas kepentingan pragmatis? Faisal telah memberi contoh bagaimana politik bisa dijalankan dengan etika, empati, dan efektivitas. Dukungan terhadapnya bukan semata urusan elektoral, tetapi bentuk konsistensi ideologis partai terhadap cita-cita restorasi yang diikrarkan sejak berdiri.
Karena itu, HUT ke-14 Partai NasDem semestinya dibaca bukan hanya sebagai perayaan, tetapi sebagai panggilan politik untuk menegaskan arah perubahan di daerah. Di Bone Bolango, momentum itu sudah hadir dalam diri Faisal Yunus — wakil rakyat yang menjadikan pelayanan sebagai napas politiknya, dan kini, wajar bila rakyat menaruh harapan agar ia melangkah lebih jauh. Sebab restorasi sejati membutuhkan pemimpin yang bukan hanya berbicara tentang rakyat, tetapi tumbuh bersama rakyat.


